Musik dan Pendidikan

Kebutuhan manusia beragam macamnya dari kebutuhan nyata hingga kebutuhan tak tampak (intangible). Kebutuhan yang tak tampak salah satunya adalah musik, dan setiap hari kita pasti mendengar musik baik secara sengaja maupun tidak sengaja, baik melalui rekaman atau akustik, baik musik yang dibuat maupun musik alami seperti nyanyian burung, hembusan angin dan sebagainya. Disamping kebutuhan ternyata musik dapat bermanfaat bagi psikologi dan pendidikan seseorang. dari segi psikologi musik yang bersifat tenang dan lembut akan membawa kita pada suasana santai dan konsentrasi. Jika kita mendengar musik atau lagu favorit di pagi hari selama awal atau sebelum beraktifitas maka mood kita dalam bekerja akan baik sepanjang hari.
Apabila kita melihat dari segi pendidikan, musik akan membantu dalam proses pembelajaran. Proses yang dimaksud adalah cara-cara untuk mencapai suatu visi atau tujuan perkembangan manusia secara kodrati. Musik membantu dalam proses pembelajaran dari mulai hal sederhana, misalnya seorang ibu menyanyikan lagu dengan lirik sederhana seperti “satu-satu… aku sayang ibu…, dua-dua.. aku sayang ayah… tiga-tiga…” dan seterusnya. Tujuan dari dinyanyikannya lagu tersebut baik sadar maupun tidak adalah cara dari seorang ibu untuk tidak sekedar memperkenalkan, namun juga untuk mempertegas dan mempengaruhi alam bawah sadar tentang anggota keluarga, dan ingatan anak di usia dini akan terus terbawa hingga usia lanjut. Menghafal suatu pelajaran atau apapun yang berupa kata-kata akan lebih mengasyikkan dan mudah jika menggunakan metode lagu.
Nada-nada dalam lagu tercipta untuk suatu tujuan tertentu, baik lantunan nada itu disengaja atau tidak, pasti akan mengesankan sebuah suasana. Contoh saja lagu Bunda karya Melly Goeslaw akan membuat pelantun atau pendengar menangis karena paduan nada dan liriknya, atau lagu Oemar Bakri yang dipopulerkan oleh Iwan Fals akan membawa kita pada suasana masa lalu yang secara tidak sadar menjadi sebuah “standar” untuk kehidupan seorang guru pada masa itu.
Masyarakat menggunakan metode lagu untuk menyampaikan lirik atau pesan secara “otak kiri” atau bawah sadar melalui lantunan musik yang nyaman didengar. Metode ini banyak digunakan dalam menyampaikan pesan kebaikan seperti misalnya suatu pesan keagamaan atau perdamaian. Oleh karena itu sangat baik menyertai proses pendidikan dengan musik.
Ada kalanya musik atau lagu dapat mempengaruhi secara negatif mentalitas seseorang atau masyarakat. Misalnya di dalam lagu itu terdapat lirik-lirik yang tidak baik secara moral atau sopan-santun seperti lagu-lagu yang membawa pada sesuatu hal galau, cinta yang tidak tepat atau bahkan tidak menghormati orang lain atau orang tua. karenanya dibutuhkan perhatian lebih dalam memilih dan memilihkan lirik lagu.
majalah Kalawarta edisi maret 2015


Komentar